Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science

Penjadwalan Mesin Menggunakan Algoritma Non Delay untuk Mereduksi Mean Tardiness pada Lingkungan Batch Production Ranny Nur'aeni; Chaznin R. Muhammad; Reni Amaranti
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (854.108 KB) | DOI: 10.29313/bcsies.v2i1.1892

Abstract

Abstract. CV Taufik Jaya Teknik is a metal manufacturer which produces various components of automotive engine, textile machinery, mechatronic machinery, canned food manufacturing machines, punch and dies, as well as machine design. Currently the company is scheduling based on the EDD priority rules. Jobs that have the same processing batch size as the transfer batch. This condition causes waiting times so that in the end there will be production delays. Based on this, the proposed scheduling will be carried out using a non-delay algorithm by considering the batch transfer size. The non-delay algorithm was chosen because this algorithm can increase machine utility so that more work is processed. Thus, the delay in the end can be reduced. The measure of delay used in this study is mean tardiness. Based on the proposed scheduling, the result is that there is a decrease in the mean tardiness of 53.52%. This means that the overall delays can be reduced by scheduling proposals. Abstrak. CV Taufik Jaya Teknik merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur logam yaitu memproduksi berbagai komponen mesin otomotif, mesin tekstil, mesin mekatronik, mesin pabrik makanan kaleng, punch dan dies, serta rancang bangun mesin. Saat ini perusahaan melakukan penjadwalan berdasarkan aturan prioritas EDD. Pekerjaan yang dijadwalkan memiliki ukuran batch proses sama dengan batch transfer. Kondisi ini menimbulkan waktu tunggu sehingga pada akhirnya mengakibatkan terjadinya keterlambatan penyelesaian produksi. Berdasarkan hal tersebut, maka akan dilakukan penjadwalan usulan menggunakan algoritma non delay dengan mempertimbangkan ukuran batch transfer. Algoritma non delay dipilih karena algoritma ini dapat meningkatkan utilitas mesin sehingga pekerjaan yang diproses menjadi lebih banyak. Dengan demikian, keterlambatan pada akhirnya dapat direduksi. Ukuran keterlambatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mean tardiness. Berdasarkan penjadwalan usulan diperoleh hasil bahwa terjadi penurunan mean tardiness 53,52%. Hal tersebut berarti bahwa persentase keterlambatan secara keseluruhan dapat direduksi dengan dilakukannya penjadwalan usulan.
Pengurangan Work In Process Inventory di Stasiun Kerja Bottleneck Menggunakan Pendekatan Theory Of Constraint (TOC) Suwandi; Chaznin R. Muhammad; Reni Amaranti
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.599 KB) | DOI: 10.29313/bcsies.v2i1.1956

Abstract

Abstract. CV. Pustaka Setia is a company engaged in publishing and printing books. The obstacle experienced by CV Pustaka Setia is the occurrence of accumulation (Work In Process inventory) at the folding work station. The buildup that occurs has resulted in the company not achieving the production target that has been set within a predetermined time limit. The problems faced by this company are solved by using theapproach Theory of Constraint (TOC). Thestage TOC carried out by identifying the constraint in the company by calculating the capacity, this is because the constraint contained in the company is a capacity constraint. The stages are continued with constraint exploitation using a linear program to find out the maximum number of companies producing books with the company's capacity.scheduling is Campbell dudeck and smith (CDS)done by changing the transfer system to abatch processequal to the transfer batch, in order to reduce stacking. The stage is continued on subordination of non-sources constraint by making print work stations able to maximize work stations that experience buildup and is carried out using themethod Drum Buffer Rope (DBR). Based on data processing until it reaches the stage of subordination, the stacking constraint still occurs, then the constraint elevation is carried out. The constraint elevation was carried out by adding the capacity of the folding work station to 3 work shifts and subcontracting 1815 copies of the book at the folding work station so that the company was able to reduce the buildup and meet existing needs. Abstrak. CV. Pustaka Setia perusahaan yang bergerak dibidang penerbitan dan percetakan buku. Kendala yang dialami oleh CV Pustaka Setia ialah terjadinya penumpukan (Work In Process inventory) pada stasiun kerja pelipatan. Penumpukan yang terjadi mengakibatkan perusahaan tidak mencapai target produksi yang telah ditetapkan dengan batas waktu yang telah ditentukan. Permasalahan yang dihadapi perusahaan ini diselesaikan dengan menggunakan pendekatan Theory of Constraint (TOC). Tahapan TOC dilakukan dengan cara mengidentifikasi constraint pada perusahaan dengan melakukan perhitungan kapasitas, hal ini dikarenakan constraint yang terdapat pada perusahaan ialah capacity constraint. Tahapan dilanjutkan dengan eksploitasi constraint menggunakan progama linier untuk mengetahui maksimal perusahaan memproduksi buku dengan kapasitas yang dimiliki perusahaan. Penjadwalan Campbell dudeck and smith (CDS) dilakukan dengan mengubah sistem transfer menjadi batch proses sama dengan batch transfer, guna mengurangi penumpukan. Tahapan dilanjutkan pada subordinasi sumber non constraint dengan membuat stasiun kerja cetak bisa memaksimalkan stasiun kerja yang mengalami penumpukan dan dilakukan dengan menggunakan metode Drum Buffer Rope (DBR). Berdasarkan pengolahan data hingga mencapai tahapan subordinasi constraint penumpukan masih terjadi maka dilakukan elevasi constraint. Elevasi constraint dilakukan dengan menambahkan kapasitas stasiun kerja pelipatan menjadi 3 shift kerja dan melakukan subkontrak 1815 eksemplar buku pada stasiun kerja pelipatan sehingga perusahaan mampu mengurangi penumpukan dan memenuhi kebutuhan yang ada.
Perancangan Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Integrated Performance Measurement System di PT. Master Logam Presisi Fahmi Fadhlurrohman; A.Harits Nu'man; Reni Amaranti
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (734.423 KB) | DOI: 10.29313/bcsies.v2i1.2092

Abstract

Abstract. PT. Master Metal Precision is a manufacturing company that produces various components of machines, dies and jigs. The performance measurement used by the company currently only pays attention to the financial aspect. If the turnover obtained exceeds the target, the company's performance is considered good. As a result, the company's leadership has no basis for making strategic decisions other than the financial basis. Therefore, companies need a better way of measuring performance so that they can show performance from various points of view. This research was conducted to design a performance measurement that not only considers financial aspects but also considers other influential aspects, especially those related to stakeholders. The integrated performance measurement method, namely the integrated performance measurement system (IPMS) was chosen as the reference performance measurement method. This method measures performance by considering the needs of all stakeholders, namely leaders, consumers, employees, and suppliers. There are 19 Key Performance Indicators that have been successfully identified based on the needs of all company stakeholders. Based on these Key Performance Indicators and using the objectives matrix (OMAX) it can be seen that the current total performance of the Company is 3.48 (a rating scale of 10). This shows that the company's performance on all KPIs has not yet met the target. The measurement results on 19 KPIs show that 7 KPIs have reached the target (green category), 11 KPIs have not met the target (yellow category), and 1 KPI is still far from the target (red category). Therefore the company must improve and evaluate the existing KPIs of the company as a whole, especially on the results of indicators that are still in the yellow and red categories. This research also produces forms that companies can use to measure performance. Abstrak. PT. Master Logam Presisi merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai komponen mesin, dies, dan jig. Pengukuran kinerja yang digunakan perusahaan saat ini hanya memperhatikan aspek keuangan. Apabila omset yang diperoleh melebihi target maka kinerja perusahaan dinilai baik. Akibatnya pimpinan perusahaan tidak memiliki dasar untuk mengambil keputusan strategis selain dasar keuangan. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan cara pengukuran kinerja yang lebih baik sehingga dapat menunjukkan kinerja dari berbagai sudut pandang. Penelitian ini dilakukan untuk merancang pengukuran kinerja yang tidak hanya mempertimbangkan aspek keuangan tetapi juga mempertimbangkan aspek-aspek lain yang berpengaruh terutama berkaitan dengan stakeholder. Metode pengukuran kinerja yang terintegrasi yaitu integrated performance measurement sistem (IPMS) dipilih sebagai metode pengukuran kinerja acuan. Metode ini mengukur kinerja dengan mempetimbangkan kebutuhan seluruh stakeholder yaitu pimpinan, konsumen, karyawan, dan pemasok. Terdapat 19 Key Performance Indicator yang berhasil diindentifikasi berdasarkan kebutuhan semua stakeholder perusahaan. Berdasarkan pada Key Performance Indicator tersebut dan menggunakan objectives matrix (OMAX) dapat diketahui bahwa kinerja total Perusahaan saat ini adalah sebesar 3,48 (skala penilaian 10). Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan pada seluruh KPI masih belum memenuhi target. Hasil pengukuran pada 19 KPI diketahui ada 7 KPI yang sudah mencapai target (kategori hijau), 11 KPI belum memenuhi target (kategori kuning), dan 1 KPI masih jauh dari target (kategori merah). Oleh karena itu perusahaan harus melakukan peningkatan dan evaluasi kepada KPI yang ada perusahaan secara keluruhan, terutama pada hasil indikator yang masih termasuk kategori kuning dan merah. Penelitian ini juga menghasilkan formulir yang dapat perusahaan gunakan untuk mengukur kinerja.
Penyeimbangan Lintasan Produksi dan Perancangan Sistem Kanban untuk Mengurangi Penumpukan Work in Process pada Lini Produksi Perakitan di PT. X Sugeng Tabah Raharjo; Endang Prasetyaningsih; Reni Amaranti
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (944.021 KB) | DOI: 10.29313/bcsies.v2i2.3603

Abstract

Abstract. PT. X is a company that produces electrical components for motorized vehicles, one of its products is the wiring harness for Astra Honda Motor (AHM). AHM's current wiring harness production line often experiences temporary production stoppages during operating hours due to a build-up of work in process (WIP) at one of the assembly work stations. The company sets a limit for the accumulation of WIP, which is 18 pieces. The accumulation of WIP that exceeds 18 pieces requires that work stations experiencing WIP accumulation must turn on andon/signal so that all previous work stations temporarily stop their production process. This is done to resolve the accumulation of WIP at work stations that have accumulated WIP. As a result, companies have to do overtime to make up for lost time during a temporary stop in the production process, thereby increasing production costs. This research was conducted to reduce the buildup of WIP by using the Line Balancing approach which is used as a workload balancing tool. In addition, this study also uses the implementation of the Kanban System so that the accumulation of work in process can be controlled. The results of this study did not change the number of work stations, but there were adjustments to the workload at several work stations. This resulted in an increase in Track Efficiency of 1.2% from 89.5% to 90.7% and a decrease in Smoothness Index of 6.46 where the original value was 30.31 to 23.85. Next is the proposed Kanban System design which changes the production flow from a push system to a pull system and can control the accumulation of WIP from 19 pieces to 17 pieces or a decrease in WIP accumulation by 10.5%. Abstrak. PT. X adalah perusahaan yang memproduksi komponen kelistrikan kendaraan bermotor, salah satu produknya yaitu wiring harness untuk Astra Honda Motor (AHM). Lini produksi wiring harness AHM saat ini masih sering mengalami pemberhentian proses produksi sementara pada saat jam operasional karena adanya penumpukan work in process (WIP) pada salah satu stasiun kerja perakitan. Perusahaan menetapkan batas penumpukan WIP yaitu 18 pieces. Penumpukan WIP yang melebihi 18 pieces mengharuskan stasiun kerja yang mengalami penumpukan WIP harus menyalakan andon/sinyal agar seluruh stasiun kerja sebelumnya memberhentikan proses produksinya untuk sementara. Hal tersebut dilakukan untuk menyelesaikan penumpukan WIP di stasiun kerja yang mengalami penumpukan WIP. Dampaknya, perusahaan harus melakukan overtime untuk mengganti waktu yang hilang selama pemberhentian proses produksi sementara sehingga akan menambah biaya produksi. Penelitian ini dilakukan untuk mengurangi penumpukan WIP dengan menggunakan pendekatan Line Balancing yang digunakan sebagai alat penyeimbangan beban kerja. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan penerapan Sistem Kanban agar penumpukan work in process dapat dikendalikan. Hasil dari penelitian ini tidak merubah jumlah stasiun kerja akan tetapi ada penyesuaian pembebanan kerja di beberapa stasiun kerja. Hal ini menyebabkan kenaikan pada Efisiensi Lintasan sebesar 1,2% yang semula 89,5% menjadi 90,7% dan penurunan pada Indeks Kehalusan (Smoothness Index) sebesar 6,46 dimana nilai semulanya adalah 30,31 menjadi 23,85. Selanjutnya adalah usulan perancangan Sistem Kanban yang mengubah aliran produksi dari push system (sistem dorong) menjadi pull system (sistem tarik) dan dapat mengendalikan penumpukan WIP dari 19 pieces menjadi 17 pieces atau terjadi penurunan penumpukan WIP sebesar 10,5%.
Pemilihan Supplier Bahan Baku Kain dengan Menggunakan Technique For Others Reference by Similarity to Ideal Solutions (TOPSIS) Fahra Andiani Sukma; Rakhmat Ceha; Reni Amaranti
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.889 KB) | DOI: 10.29313/bcsies.v2i2.4169

Abstract

Abstract. CV. Mawa Heejra is a garment company that manufactures muslim apparel and worship items for both men and women. CV. Mawa Heejra is now facing product delivery delays to customers. This is due to a delay in the supply of raw materials from suppliers, which causes a temporary stop in manufacturing activity. The consequence of halted production activities is that the product completion schedule is incompatible with what was promised and agreed upon with customers. Efforts are being undertaken to solve these issues, namely by selecting suppliers based on CV Mawa Heejra's demands and interests. This technique is known as the Technique for Others Reference by Similarity to Ideal Solutions (TOPSIS). The results obtained are the supplier selection factors used by CV. Mawa Heejra in supplier assessment includes price, material quality, timeliness, delivery quantity accuracy, warranty policy, communication system, professional supplier, attitude, and geographical location. Furthermore, this research generates a recommended standard operating procedure for supplier selection so that the raw material procurement process may be carried out in a more structured manner, reducing the risk of production stoppage due to supplier delivery delays. This research also creates a supplier selection tool in Microsoft Excel to support in the execution of the procedures developed. Abstrak. CV. Mawa Heejra adalah perusahaan garmen yang memproduksi pakaian muslim dan perlengkapan ibadah untuk pria dan wanita. Saat ini CV. Mawa Heejra mengalami permasalahan keterlambatan pengiriman produk kepada konsumen. Hal ini disebabkan oleh keterlambatan kedatangan bahan baku dari pemasok yang menyebabkan kegiatan produksi terhenti untuk sementara. Akibat dari kegiatan produksi yang terhenti yaitu jadwal penyelesaian produk yang tidak sesuai dengan apa yang sudah dijanjikan dan disepakati dengan konsumen. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan melakukan pemilihan pemasok sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan CV. Mawa Heejra. Metode yang digunakan adalah Technique for Others Reference by Similarity to Ideal Solutions (TOPSIS). Hasil yang diperoleh yaitu terdapat Sembilan kriteria yang dibutuhkan CV. Mawa Heejra dalam melakukan pemilihan supplier diantaranya harga, kualitas bahan, ketepatan waktu, ketepatan jumlah pengiriman, kebijakan garansi, sistem komunikasi, pemasok yang professional, attitude, dan letak geografis. Selain itu, penelitian ini menghasilkan usulan berupa standar operasional prosedur untuk pemilihan pemasok sehingga proses pengadaan bahan baku dapat dilakukan lebih terstruktur. Pada penelitian ini dibuat rancangan pemilihan pemasok menggunakan Microsoft Excel untuk mempermudah dalam melakukan pemilihan pemasok.
Perancangan Penerapan e-Commerce pada UMKM Keripik Singkong HIKMAH Sania Gusti Rahayu; Rakhmat Ceha; Reni Amaranti
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1466.116 KB) | DOI: 10.29313/bcsies.v2i2.4274

Abstract

Abstract. The MSME sector is growing over time, as more people get interested in becoming MSME actors. The number of business actors establishing MSMEs creates competition. Currently, MSME actors are using the internet in their businesses in order to increase revenues. HIKMAH is an MSME that was created in 2011 that manufactures a variety of snacks, including cassava chips in spicy, salty, 'balado', orange, and original flavors. Observations were carried out to understand the ongoing business processes and challenges faced in HIKMAH, namely that the relationship between suppliers and HIKMAH did not operate smoothly in terms of the flow of information and goods, decreased product sales, and decreased marketing activities. There have been no marketing or sales initiatives through digital media. The e-commerce prototype is based on the requirements of 'HIKMAH'. Interviews with the owner were conducted to gain an understanding of the proposed business process. The proposed business process entails increasing system engagement by developing technologies to facilitate 'HIKMAH' interactions with other supply chain actors, including cassava suppliers (raw material procurement operations) and retailers/distributors/consumers (product sales activities). This study generates an e-commerce concept design based on the supply chain process flow, beginning with the process of sourcing raw materials from suppliers to 'HIKMAH' and ending with the sales process to retailers and customers. The design of e-commerce implementation can add value to the movement of products, information and money in the supply chain. Abstrak. Sektor UMKM berkembang dari waktu ke waktu, karena semakin banyak orang yang tertarik untuk menjadi pelaku UMKM. Banyaknya pelaku usaha yang mendirikan UMKM menimbulkan persaingan. Saat ini para pelaku UMKM memanfaatkan internet dalam usahanya untuk meningkatkan pendapatan. HIKMAH merupakan UMKM yang berdiri sejak tahun 2011 yang memproduksi aneka jajanan, antara lain keripik singkong dengan rasa pedas, asin, balado, jeruk dan original. Observasi dilakukan untuk memahami proses bisnis yang sedang berjalan dan tantangan yang dihadapi di HIKMAH, yaitu bahwa hubungan antara pemasok dan HIKMAH tidak berjalan lancar dari segi arus informasi dan barang, penurunan penjualan produk, dan penurunan aktivitas pemasaran. Belum ada inisiatif pemasaran atau penjualan melalui media digital. Prototype e-commerce didasarkan pada persyaratan HIKMAH. Wawancara dengan pemilik dilakukan untuk mendapatkan pemahaman tentang proses bisnis yang diusulkan. Proses bisnis yang diusulkan memerlukan peningkatan keterlibatan sistem dengan mengembangkan teknologi untuk memfasilitasi interaksi 'HIKMAH' dengan pelaku rantai pasokan lainnya, termasuk pemasok singkong (operasi pengadaan bahan baku) dan pengecer/distributor/konsumen (kegiatan penjualan produk). Penelitian ini menghasilkan rancangan konsep e-commerce berdasarkan alur proses rantai pasok, dimulai dengan proses pengadaan bahan baku dari pemasok ke HIKMAH dan diakhiri dengan proses penjualan ke pengecer dan pelanggan. Rancangan implementasi e-commerce dapat menambah nilai pergerakan produk, informasi dan uang dalam rantai pasok.
Reduksi Jumlah Stasiun Kerja yang Mengalami Bottleneck pada Produksi Sarung Tenun Menggunakan Theory Of Constraint (Studi Kasus: CV. Patma Jaya Textile) Daffa’ Muhammad Amjad; Nita Puspita Anugrah HIdayat; Reni Amaranti
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v3i1.6477

Abstract

Abstrack. CV. Patma Jaya Textile is a company that produces various types of woven sarongs is plain, motifs and dobbies. The production process of woven scabbards pass through seven workstations is Spinning, Weaving, Pelicinan, Cutting, Sewing and Packaging Workstations. Based on the order data for woven sheaths in the time span of August 2021 to January 2022, the company has been unable to fulfill these orders several times. This phenomenon occurs because of a workstation that experiences a bottleneck, namely the Weaving Workstation. This caused constraints on the weaving scabbard production line, thus hindering the production process of woven scabbards to be less than optimal. The theory of constraint (TOC) approach is used to solve the problem by applying TOC measures is identification, exploitation, subordination to other sources and elevation constraint. At the stage of subordination to other sources, the methods used are drum buffer rope (DBR) and production scheduling using backward scheduling with FCFS rules. Based on the application of the TOC, it can be seen that by implementing the proposed improvement in the form of overtime, the order for woven scabbards can be fulfilled according to the predetermined time and is able to increase the maximum amount of throughput. Abstrak. CV. Patma Jaya Textile merupakan perusahaan yang memproduksi berbagai jenis sarung tenun yaitu sarung tenun polos, motif dan dobby. Proses produksi sarung tenun perlu melewati tujuh stasiun kerja yaitu Stasiun Kerja Pemintalan, Tenun, Pelicinan, Pemotongan, Penjahitan dan Pengemasan. Berdasarkan data pesanan sarung tenun pada rentang waktu Agustus 2021 sampai dengan Januari 2022, dapat diketahui bahwa perusahaan beberapa kali tidak dapat memenuhi pesanan tersebut. Fenomena tersebut terjadi karena adanya stasiun kerja yang mengalami bottleneck yaitu pada Stasiun Kerja Tenun. Hal tersebut menyebabkan adanya constraint pada lini produksi sarung tenun, sehingga menghambat proses produksi sarung tenun menjadi tidak optimal. Pendekatan theory of constraint (TOC) digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan cara menerapkan langkah-langkah TOC yaitu identifikasi constraint, eksploitasi constraint, subordinasi ke sumber lainnya dan elevasi constraint. Pada tahapan subordinasi ke sumber lainnya, metode yang digunakan yaitu drum buffer rope (DBR) dan penjadwalan produksi menggunakan backward scheduling dengan aturan FCFS. Berdasarkan penerapan TOC dapat diketahui bahwa dengan menerapkan usulan perbaikan berupa overtime, pesanan sarung tenun dapat terpenuhi sesuai waktu yang telah ditentukan dan mampu meningkatkan jumlah throughput maksimal.
Upaya Mengurangi Biaya Persediaan Bahan Baku Pada Strategi Hybrid (Make to Stock dan Make to Order) di PT T Sarah Citrawati; Chaznin R Muhammad; Reni Amaranti
Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Industrial Engineering Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsies.v3i1.7056

Abstract

Abstract. PT. T is a company in Bandung engaged in the food sector. PT. T produces bread, pastries, sauces, tarts, cakes, and processed meats. PT. T sells production in stores (MTS strategy) and accepts consumer orders (MTO strategy). PT. T orders the same number of raw materials for each order—meanwhile, the raw materials used by PT. T is food raw materials that have characteristics with a certain shelf life. Based on the problems in PT. T, a procedure is proposed to determine the number of raw materials that must be prepared to reduce the Total Inventory Cost by considering the expiration date of raw materials in companies implementing a hybrid strategy. The procedure is to determine the Decoupling Point, calculate forecasting, prepare a Master Production Schedule (MPS), and calculate Material Requirement Planning (MRP). After calculating the proposed procedure, the Total Inventory Cost for the EOQ method is IDR. 224.225.833, and the Total Inventory Cost on the EOQ method, which considers expiration is IDR. 213.412.375. This shows that by using the proposed EOQ procedure and considering the expiration date, the company can reduce the Total Inventory Cost by IDR. 95.724.293. Abstrak. PT T merupakan perusahaan di Bandung yang bergerak di bidang makanan. PT T memproduksi roti, kue kering, soes, tart, bolu, dan daging olahan. PT T menjual hasil produksi di toko (strategi MTS) dan menerima pesanan dari konsumen (strategi MTO). PT T memesan bahan baku dalam jumlah yang sama untuk setiap pemesanan. Sedangkan bahan baku yang digunakan oleh PT T adalah bahan baku makanan yang memiliki karakteristik dengan umur simpan tertentu.Berdasarkan permasalahan di PT T, diusulkan prosedur untuk menentukan jumlah bahan baku yang harus disiapkan untuk menekan Total Inventory Cost dengan memperhatikan tanggal kadaluwarsa bahan baku di perusahaan yang menerapkan strategi hybrid. Prosedurnya adalah menentukan Decoupling Point, menghitung forecasting, menyusun Master Production Schedule (MPS), dan menghitung Material Requirement Planning (MRP). , dan Total Inventory Cost pada metode EOQ yang mempertimbangkan kadaluarsa adalah Rp 213.412.375 Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan prosedur EOQ yang diusulkan dan mempertimbangkan tanggal kadaluwarsa, perusahaan dapat menurunkan Total Inventory Cost sebesar Rp. 95.724.293.